Sendratari “Sugriwa Subali” di Obyek Wisata Goa Kiskendo
Kalurahan Jatimulyo merupakan salah satu Desa Budaya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, sesuai SK Gubernur DIY Nomor 262/KEP/2016, sehingga seluruh potensi-potensi budaya yang ada di Kalurahan Jatimulyo harus dikembangkan dan dilestarikan.
Budaya yang berkembang di Kalurahan Jatimulyo antara lain Kesenian Kethoprak, Wayang kulit, Incling, Angguk, Kosidrat, Hadroh, Sinoman, Sholawatan. Disamping itu juga hampir semua pedukuhan mempunyai upacara adat, seperti Saparan, Dulkaidahan, Suran, Gumbregi, Merti Dusun, dll.
Selain ragam budaya yang begitu banyak, Kalurahan Jatimulyo mempunyai adat istiadat spesiffik yang termasifestasi dalam pergelaran Sendratari Sugriwa Subali dan merupakan agenda tahunan dari Pemerintah Kalurahan Jatimulyo bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo serta Pemerintah DIY. Pergelaran itu sendiri dilaksanakan di Goa Kiskendo dan merupakan daya Tarik Wisata bagi wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara. Sehingga pementasan budaya tersebut selain merawat budaya peninggalan leluhur juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kalurahan Jatimulyo.
Kisah Kisah Subali Sugriwa yang merupakan bagian dari epos Ramayana karya Walmiki, berkembang sebagai legenda di Gua Kiskendo, Jatimulyo, Kulonprogo. Kisah tentang dua kakak beradik wanara yang diutus para dewa untuk menyelamatkan Dewi Tara dari cengkraman Mahesasura dan Lembusura, namun berujung pada perselisihan kedua bersaudara. Tak seperti legenda aslinya, karena beberapa alasan tak semua detail cerita dikisahkan dalam sendratari yang berdurasi sekitar satu jam ini. Alur cerita diawali dengan tugas yang diberikan kepada Sugriwa Subali untuk menyelamatkan Dewi Tara, putri Dewa Indra yang diculik oleh Mahesasura dan Lembusura.
Untuk menghadapi Mahesasura dan Lembusura yang dikenal sakti, para dewa pun memberikan Aji Pancasona pada Subali. Kakak beradik wanara itu pun kemudian berangkat ke Kiskendo, gua yang menjadi kerajaan Mahesasura dan Lembusura. Karena hanya Subali yang memiliki kesaktian Aji Pancasona, ia pun menyuruh adiknya Sugriwa untuk menunggu di luar gua ketika mereka terdesak. Subali juga berpesan kepada adiknya jika yang mengalir keluar gua adalah darah merah, maka Subali telah mengalahkan musuh-musuhnya. namun jika yang keluar darah putih, maka Subali telah dikalahkan dan Sugriwa harus menutup pintu gua dengan batu.
Kiskendo, Jatimulyo, Kulonprogo. Kisah tentang dua kakak beradik wanara yang diutus para dewa untuk menyelamatkan Dewi Tara dari cengkraman Mahesasura dan Lembusura, namun berujung pada perselisihan kedua bersaudara. Tak seperti legenda aslinya, karena beberapa alasan tak semua detail cerita dikisahkan dalam sendratari yang berdurasi sekitar satu jam ini. Alur cerita diawali dengan tugas yang diberikan kepada Sugriwa Subali untuk menyelamatkan Dewi Tara, putri Dewa Indra yang diculik oleh Mahesasura dan Lembusura. Untuk menghadapi Mahesasura dan Lembusura yang dikenal sakti,
para dewa pun memberikan Aji Pancasona pada Subali. Kakak beradik wanara itu pun kemudian berangkat ke Kiskendo, gua yang menjadi kerajaan Mahesasura dan Lembusura. Karena hanya Subali yang memiliki kesaktian Aji Pancasona, ia pun menyuruh adiknya Sugriwa untuk menunggu di luar gua ketika mereka terdesak. Subali juga berpesan kepada adiknya jika yang mengalir keluar gua adalah darah merah, maka Subali telah mengalahkan musuh-musuhnya. namun jika yang keluar darah putih, maka Subali telah dikalahkan dan Sugriwa harus menutup pintu gua dengan batu. lagi kami dikejutkan dengan atraksi njeblug yang menarik dalam sendratari ini. Tiba-tiba saja Subali sudah muncul di atas bukit di area Gua Kiskendo setelah diawali dengan lemparan bebatuan buatan serta suara ledakan yang sepertinya berasal dari petasan. Pementasan pun berakhir dengan babak perselisihan kedua kakak beradik karena Subali mengira Sugriwa berkhianat demi mendapatkan Dewi Tara. Perselisihan pun baru berakhir setelah kedatangan Bathara Narada yang melerai keduanya.
Pementasan yang berlatar belakang tebing batu di alam terbuka serta penampilan para pemain yang sangat piawai dapat menjadikan Sendratari Sugriwa Subali ini ikon baru pariwisata Kalurahan Jatimulyo sehingga nantinya bisa menjadi pengungkit kesehjahteraan masyarakat. Namun untuk mencapai semua hal tersebut, diperlukan dukungan dari berbagai pihak yang terkait terutama dalam hal promosi agar informasi mengenai Sendratari Sugriwa Subali ini dapat tersebar semakin luas.